HVSMEDIA.ID - Permasalahan distribusi air bersih di Kota Samarinda kembali menjadi perhatian serius DPRD setempat.
Terkait ini, anggota Komisi III DPRD Samarinda, Elnatan Pasambe, menilai bahwa persoalan utama bukan terletak pada ketersediaan air, melainkan pada infrastruktur distribusi yang belum memadai.
Ia menjelaskan bahwa hingga kini, masih banyak kawasan pemukiman yang belum terhubung dengan jaringan pipa PDAM, khususnya di wilayah Palaran dan Loa Janan Ilir.
“Masalah utamanya bukan karena air tidak tersedia, tapi karena jaringan pipa sekunder PDAM belum menjangkau banyak pemukiman. Sistem distribusinya yang masih lemah,” ujar Elnatan, Rabu (8/5/2025).
Menurutnya, PDAM hanya mampu melayani warga yang tinggal dekat dengan jaringan pipa utama. Sementara di area yang lebih jauh, tekanan air menurun drastis, bahkan tidak mengalir sama sekali. Akibatnya, banyak warga terpaksa membeli air bersih dari pihak swasta dengan harga tinggi, atau menggunakan sumur bor yang belum tentu aman dan sesuai standar.
“Kami sering menerima laporan dari masyarakat soal ini. Tapi memang anggaran yang tersedia masih terbatas, dan cakupan jaringan belum menyeluruh. Ini yang harus segera ditangani,” tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen, politisi Partai Gerindra tersebut menyatakan DPRD akan terus mengawasi pelaksanaan program pemerataan layanan air bersih yang menjadi bagian dari janji Wali Kota Samarinda dalam lima tahun ke depan.
“Kami tidak akan diam. DPRD akan mengawal proyek ini dengan serius dan mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, pusat, dan sektor swasta. Akses air bersih adalah hak dasar warga yang harus dipenuhi secara adil dan merata,” pungkas Elnatan. (adv)