Kamis, 1 Mei 2025

Pengepungan di Bukit Duri Tembus 1 Juta Penonton! Film Thriller Joko Anwar Angkat Isu Sosial Panas

Senin, 28 April 2025 13:51

Poster Film Pengepungan di Bukit Duri (Foto: Instagram @jokoanwar)

HVSMEDIA.ID - Sutradara kenamaan Joko Anwar kembali berhasil menarik perhatian pecinta film Indonesia melalui karya terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri.

Dengan mengangkat isu ketegangan konflik sosial di lingkungan pelajar, film Pengepungan di Bukit Duri yang bergenre thriller ini telah resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak 17 April 2025.

The Siege at Thorn High, yang merupakan judul internasional film Pengepungan di Bukit Duri ini, hasil kolaborasi antara Come and See Pictures dan Metro Goldwyn Mayer (MGM), menandai kerja sama internasional yang signifikan dalam perfilman Indonesia.

Dilansir dari Avnmedia.id, sejak film Pengepungan di Bukit Duri dirilis, film ini berhasil mendapatkan prestasi luar biasa.

Melalui unggahan di akun Instagram @jokoanwar, sang sutradara membagikan kabar gembira, dalam 10 hari pertama penayangannya, film Pengepungan di Bukit Duri telah sukses menarik 1.010.030 penonton ke bioskop.

Penasaran dengan kisah film ini? Yuk, simak sinopsis lengkapnya di bawah ini!

Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri

Mengambil latar Indonesia tahun 2027, Pengepungan di Bukit Duri menyajikan potret suram sebuah negeri yang tengah diguncang oleh diskriminasi dan rasisme yang tak terkendali.

Di tengah kehancuran yang mengancam seluruh sendi kehidupan, muncullah Edwin (diperankan Morgan Oey), seorang guru pengganti berjiwa idealis, yang mendapat tugas berat untuk mengajar di SMA Duri, sekolah penuh reputasi buruk dan sarat masalah.

Namun, tugas Edwin bukan sekadar soal mengajar.

Ia diam-diam mengemban misi pribadi, yakni mencari keponakannya yang hilang, memenuhi permintaan terakhir kakaknya sebelum wafat.

SMA Duri bukanlah sekolah pada umumnya. Lingkungannya keras, penuh dengan tindak kekerasan, dan dikenal luas karena reputasinya yang suram.

Sebagai bagian dari kelompok minoritas yang menjadi target diskriminasi, kehadiran Edwin langsung mengundang tantangan besar.

Ketegangan pun mencapai puncaknya saat kerusuhan melanda kota.

SMA Duri menjadi titik pengepungan, dan Edwin bersama para murid harus berjuang bertahan hidup di tengah amukan kekacauan.

Dalam perjuangan ini, Edwin tidak sendirian. Ia bergandengan tangan dengan Diana (Hana Pitrashata Malasan), rekan sesama guru yang juga berusaha bertahan di tengah situasi penuh bahaya.

Di tengah gemuruh kekerasan, ancaman nyawa, dan tekanan emosi, keduanya berusaha melindungi para siswa, sembari mengejar harapan mereka masing-masing.

Tak hanya menyajikan aksi mendebarkan, Pengepungan di Bukit Duri juga mengangkat isu-isu sosial yang sering terlupakan, seperti diskriminasi rasial, kekerasan sistemik di dunia pendidikan, hingga ketidakadilan yang menjerat generasi muda. (shi/naf)

Tag berita:
Berita terkait