Kamis, 1 Mei 2025

Joko Anwar Angkat Pengalaman Pahit Masa Lalu dalam 'Pengepungan di Bukit Duri', Kritik Sosial yang Menggugah

Senin, 28 April 2025 14:50

Joko Anwar, Sutradara Film Pengepungan di Bukit Duri (Foto: Instagram @jokoanwar)

HVSMEDIA.ID - Pengepungan di Bukit Duri merupakan salah satu karya terbaru dari Joko Anwar, yang dikenal sebagai maestro perfilman Indonesia.

Begitu diumumkan, film Pengepungan di Bukit Duri ini segera menarik perhatian berkat judulnya yang kuat dan isu-isu relevan yang diangkat.

Sebagai salah satu sutradara paling inovatif di Indonesia, Joko Anwar menunjukkan keahliannya dalam menyusun cerita yang mengungkap dinamika sosial dengan pendekatan yang tajam dan menggugah dalam film Pengepungan di Bukit Duri.

Dilansir dari Avnmedia.id, bukan hanya kualitas cerita yang mengagumkan, tetapi juga kisah di balik pembuatan film Pengepungan di Bukit Duri ini. 

Film ini lahir dari kisah nyata yang membekas dalam hidup sang sutradara, Joko Anwar.

Joko Anwar mengungkapkan bahwa film ini sangat personal, terinspirasi langsung dari pengalaman pahit yang pernah ia saksikan sendiri.

Dalam podcast Panggil Saya BTP yang tayang pada 16 April, Joko Anwar membagikan cerita tentang kekerasan rasial yang dilakukan teman-teman SMA-nya terhadap kelompok tertentu.

Sutradara film Pengepungan di Bukit Duri tersebut mengenang betapa peristiwa itu terjadi begitu sering, seolah menjadi kebiasaan.

“Mereka hunting ‘anak Cina’ untuk dipukuli. Mereka tarik anaknya, lalu dipukulin. Saya waktu itu bingung dan shock, dan pengalaman itu menghantui saya sampai dewasa,” kenangnya.

Rasa bersalah karena dulu hanya bisa diam tanpa berbuat apa-apa menjadi alasan Joko Anwar untuk menuangkan kisah ini ke layar lebar.

Joko Anwar menganggap Pengepungan di Bukit Duri sebagai bentuk penebusan dosanya.

“Film ini adalah penebusan dosa saya. Ada karakter di dalamnya yang mewakili perasaan saya saat itu,” tuturnya.

Tak hanya itu, melalui film ini, Joko Anwar juga melayangkan kritik tajam terhadap sistem pendidikan Indonesia yang dinilainya cukup bobrok.

Skenario Pengepungan di Bukit Duri merupakan hasil karya Joko Anwar yang disusun selama 17 tahun sebelum akhirnya terwujud di layar lebar.

Proses panjang ini mencerminkan kedalaman dan kedewasaan pemikiran Joko Anwar dalam menyampaikan pesan yang kuat melalui film.

Dalam sebuah wawancara, Joko Anwar mengungkapkan bahwa ia membutuhkan waktu tersebut untuk benar-benar mencapai kematangan artistik, memastikan bahwa film ini tak hanya menghibur, tetapi juga mampu mengangkat isu-isu penting yang tersembunyi di balik setiap ceritanya.

Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke dunia action-thriller setelah beberapa tahun fokus menggarap film horor.

Ini menjadi karya non-horor pertamanya sejak Gundala yang dirilis pada 2019.

Langkah berani ini memberikan Joko Anwar pengalaman baru dan menambah dimensi segar dalam koleksi karyanya.

Tak butuh waktu lama bagi film Pengepungan di Bukit Duri untuk mencuri perhatian, terutama di kalangan penikmat film Indonesia yang selalu haus akan inovasi dalam sinema lokal. (apr/naf)

Tag berita:
Berita terkait