HVSMEDIA.ID - Influencer Ferry Irwandi, yang kerap bersuara lantang mengenai isu-isu pemerintahan, termasuk menolak pencabutan UU TNI dan RUU Polri, kembali menarik perhatian publik.
Pada 26 Maret 2025, Ferry Irwandi mengunggah sebuah video di kanal YouTube pribadinya yang berjudul “Saya Baik-Baik Saja.”
Video tersebut telah ditonton lebih dari 500 ribu kali dalam dua hari sejak dipublikasikan, yang membuat warganet berspekulasi adanya pesan tersembunyi di balik pernyataan Ferry Irwandi tersebut.
Dilansir dari Avnmedia.id, banyak yang menilai video tersebut mengandung banyak pesan tersirat yang sebagian di menduga bahwa Ferry Irwandi tekanan atau ancaman terkait konten-kontennya yang sering mengkritik pemerintah.
Dalam video tersebut, Ferry Irwandi menegaskan bahwa dirinya menentang keras revisi UU TNI.
Ia menjelaskan bahwa militer memiliki peran yang sudah seharusnya berada dalam koridor tertentu dan tidak mengurus urusan sipil.
“Sesuai yang teman-teman ketahui, gue sangat-sangat kontra, gue sangat menentang yang namanya Undang-Undang TNI yang baru, ya. Dan alasannya lebih dari apa yang teman-teman pikirkan,” ujar Ferry Irwandi dalam videonya.
Ferry Irwandi juga menyatakan bahwa meskipun dirinya bisa berkompromi dalam banyak hal, isu ini bersifat ideologis dan tidak bisa ditawar.
“Gua bisa sangat kompromis dengan hal yang lain, tapi untuk hal yang ini udah ideologis nih, udah bener-bener sesuatu yang nggak bisa gua tawar,” ujarnya.
“Gua nggak ada masalah sama militer ketika mereka ada di tempatnya karena memang di situlah seharusnya militer berada. Itulah kenapa tingkat kepercayaan publik kepada militer itu tinggi karena mereka selama bertahun-tahun ini apalagi setelah reformasi juga menjalankan fungsinya dengan baik,” tutur Ferry Irwandi.
Lebih lanjut, Ferry Irwandi menjelaskan bahwa militer tidak dilatih untuk memanusiakan manusia dalam konteks masyarakat sipil, melainkan untuk berperang dan menjalankan misi pertahanan negara.
“Ketika militer sudah mulai bercampur atau mengurus hal-hal yang menjadi urusan sipil, maka gua adalah orang pertama yang menentang hal tersebut. Bukan soal pengalaman, sejarah, dan sebagainya. Kita pakai rasionalitas paling sederhana aja. Pertama, militer itu tidak dididik, dibentuk, atau ditempa untuk memanusiakan manusia atau mengurus manusia,” ujar Ferry Irwandi.
“Mereka dididik untuk menghabisi manusia. Iya, dalam konteks perang ya. Itu yang jadi pelatihan atau penempaan seorang militer adalah bagaimana dia sebagai manusia itu bisa mengeliminasi hal-hal seperti itu ketika ada di medan perang karena pilihan antara hidup dan mati serta mempertahankan kedaulatan nasional atau memperjuangkan bangsa mereka,” imbuhnya.
“Memang itulah seharusnya seorang tentara. Tentu hal ini sangat-sangat tidak masuk ketika kita hadapkan pada konteks struktur bermasyarakat,” lanjut Ferry Irwandi.
Ferry Irwandi juga menyoroti bahwa dalam sistem kemiliteran, kepatuhan adalah hal utama, yang bisa menjadi bumerang jika diterapkan dalam sistem sipil yang lebih mengutamakan diskusi dan musyawarah.
“Kedua, militer tidak dilatih untuk bertanya, militer tidak dilatih untuk berdiskusi, (tapi) militer dilatih untuk patuh,” ungkap Ferry Irwandi.
“Sekali lagi, dalam konteks kemiliteran, memang itu dibutuhkan, tapi kalau dalam struktur sipil, dalam struktur bermasyarakat, dalam semua urusan sipil, maka ini menjadi suatu boomerang. Itu basic-nya,” sambungnya.
Ferry Irwandi juga mengungkapkan bahwa unggahannya di Instagram mengenai RUU ini mendapat engagement tertinggi dan jangkauan yang luas.
Sejak saat itu, ia mulai merasakan perubahan dalam hidupnya, meskipun ia tidak merinci lebih lanjut mengenai hal tersebut.
“Kenapa gua sangat vokal untuk isu ini dan salah satunya di Instagram, itu yang menjadi catatan pertama dan perhatian utama karena ternyata postingan gua soal RUU ini di Instagram jadi postingan dengan engagement tertinggi dengan reach terluas gitu,” jelasnya.
“Dari situlah mulai di-notice dan dari situlah kehidupan gua berhari-hari mulai berubah. Sekali lagi, ada banyak hal yang nggak bisa gua ceritakan. Tidak ada yang gua sesali dari dampak bersuara atas ini,” tegasnya.
Unggahan video ini semakin menguatkan spekulasi di kalangan warganet bahwa Ferry Irwandi mungkin sedang menghadapi tekanan atau ancaman.
Hingga saat ini, belum ada klarifikasi lebih lanjut dari Ferry Irwandi mengenai dugaan tersebut. (shi/naf)