HVSMEDIA.ID - Film Pengepungan di Bukit Duri karya Joko Anwar telah mencuri perhatian publik sejak dirilis pada 17 April 2025.
Bahkan, Pengepungan di Bukit Duri berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan meraih 1 juta penonton dalam 10 hari, menjadikannya bukan sekadar cerita rekaan, melainkan kisah yang mengangkat isu sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Film Pengepungan di Bukit Duri juga bukan sekadar karya fiksi, melainkan sebuah refleksi mendalam dari pengalaman pribadi sang sutradara, Joko Anwar.
Dilansir dariAvnmedia.id, Joko Anwar menyampaikan jika film Pengepungan di Bukit Duri ini sangat personal baginya, terinspirasi dari kejadian nyata yang disaksikan sendiri.
Di balik keberhasilannya, ada berbagai fakta menarik yang membuat film ini semakin istimewa:
1. Berlatar Tahun 2027 untuk Meningkatkan Keterhubungan Emosional
Joko Anwar memilih tahun 2027 sebagai latar waktu cerita, bukan sekadar angka acak.
Menurutnya, jika memilih tahun yang terlalu jauh seperti 2045, penonton akan merasa kurang terhubung dengan kisah yang dibangun.
Setting ini membuat cerita terasa lebih dekat, relevan, dan nyata di hati para penonton.
2. Membawa Isu Sosial yang Dekat dengan Realitas Remaja
Tak sekadar menawarkan ketegangan, Pengepungan di Bukit Duri juga menjadi medium kritik sosial.
Film ini menyorot tema anti-kekerasan di kalangan remaja, memperlihatkan bagaimana generasi muda berjuang menemukan jati diri di tengah dunia yang keras dan penuh tekanan.
3. Menyisipkan Kenangan Pahit Kerusuhan Mei 1998
Selain mengangkat isu kekinian, film ini juga membidik memori kolektif bangsa dengan merujuk pada tragedi kerusuhan Mei 1998.
Melalui karakter dan simbol-simbol tersembunyi, salah satunya lewat siaran radio 98.05 FM, Joko Anwar mengaitkan kisah fiksi dengan luka sejarah, menambah kedalaman emosional film ini.
4. Tanggal Tayang yang Penuh Makna
Film ini resmi mengudara di bioskop pada 17 April 2025, tanggal yang tak dipilih sembarangan.
Tanggal 17 April punya jejak kuat dalam karya-karya Joko Anwar, mulai dari Pengabdi Setan yang berlatar 17 April 1955, hingga Pengabdi Setan 2 yang menyebutkan 17 April dalam beberapa era berbeda.
Sebuah benang merah yang mengikat karya-karyanya dalam satu semesta waktu.
5. Sebuah Karya yang Dirajut Selama 17 Tahun
Skenario Pengepungan di Bukit Duri sebenarnya sudah mulai ditulis sejak 2007.
Namun, Joko Anwar baru merasa benar-benar siap untuk menghidupkannya di layar lebar pada 2024.
Setelah perjalanan panjang selama 17 tahun penuh pengembangan ide dan refleksi mendalam, akhirnya film karya sutradara Joko Anwar ini lahir di waktu yang dianggap paling tepat. (cin/naf)